Jumat, 04 November 2016

Orang Tua Sebagai Panutan

Mendidik anak memang gampang-gampang susah, maksudnya disini banyak susahnya dikit mudahnya. Kenapa begitu,,, curhat sedikit bahwa pengalaman mendidik buah hati memang perlu kesabaran dan perhatian yang lebih dan intens. Karena anak-anak yang umumnya masih usia balita meraka kadang cari perhatian, dan untuk itu kita harus memberikan perhatian yang lebih pada mereka.

Pendidikan anak sebagian besar berbanding lurus dengan kebiasaan dan tabiat orang tuanya. Walaupun sikap seseorang nantinya dapat berubah manakala tergantung dari keluarga dan lingkungannya. 


Dalam hal ini saya sebagai orang tua memerlukan banyak referensi yang dapat merubah sikap dan perilaku saya, dan keluarga yang dapat memberikan pengalaman terbaik dalam pendidikan anak. Perilaku orang tua kadang dan bahkan mayoritas dapat menjadi contoh yang secara langsung ditiru oleh anaknya. Sehingga alangkah lebih baiknya orang tua perlu memberikan contoh tata krama yang baik. Nah,,, itulah yang kadang-kadang susah untuk dilaksanakan tetapi sangat mudah untuk diteorikan.

Ada beberapa referensi yang sudah saya lihat dan baca, kadang bisa menjadi kisah yang inspiratif dan bisa sedikit untuk diterapkan. Tteapi kadang tidak semua yang tertuang dan disampaikan itu dapat kita terapkan secara langsung. Karena karakter dan pribadi anak-anak kita itu masing-masing berbeda. Sehingga penanganannya juga mesti berbeda.

Kuncinya disini bahwa, perilaku orang tua haruslah bisa menjadi panutan bagi anak-anaknya dengan memberikan perilaku dan tata krama yang baik, baik itu ucapan, maupun tingkah laku. Lainya lagi adalah pengaruh lingkungan, sehingga orang tua perlu memberikan batasan atau anjuran kepada anaknya dalam hal pergaulan. Karena lingkungan juga sangat berpengaru penting terhadap akhlak anak-anak kita selain dari keluarga secara langsung.

Rumah tangga yang baik itu bukan berarti mereka dari awal sampai akhir tidak pernah ada pertengkaran. Tetapi mereka jadikan pertengkaran (maksud disini adalah kesalahpahaman) sebagai bahan introspeksi, sehingga hubungan yang belum tertata dan terpupuk dengan baik dapat menjadi lebih baik.

Terlebih seorang suami atau istri (salah satu dari pasangan) bisa memposisikan manakala terdapat perbedaan pendapat atau kesalahpahaman yang kadang tiba-tiba muncul. Misalkan, salah satu sedang bersikukuh atau tegang karena mengurus anak-anaknya yang kadang sudah terlalu capek imbasnya suami atau istri kena omelan atau caci maki. Maka sebaiknya salah satu pasangan dapat menjadi penengah yang baik, terlebih bisa mencairkan dan mendinginkan suasana agar pasangan yang tegang dapat kembali normal.

Ibarat kata, bahwa "api itu tidak boleh dilawan dengan api", karena akan menjadi lebih besar. Jadi salah satu pasangan harus bersikap aktif untuk selalu memberikan yang terbaik bagi keberlangsungan rumah tangga untuk menuju kehidupan yang sakinah, mawaddah warrohmah yang saat ini dicita-citakan oleh ribuan bahkan jutaan pasangan yang ada di dunia ini.

0 komentar:

my sponsor