Headlines News : Undangan kepada seluruh panitia Hari Santi Nasional (HSN) dan Pengurus Harian Banom tingkat Anak Cabang Tersono, mohon kehadirannya pada Rapat Koordinasi Persiapan HSN besok hari Sabtu, 14 September 2024 pukul 13.30 WIB di Gedung Serbaguna MWC NU Tersono.
Home » » Kisah Sebongkah Buah Sirsak yang jadi Ide Usaha Sampingan

Kisah Sebongkah Buah Sirsak yang jadi Ide Usaha Sampingan

Written By Joko Endutz on Sabtu, 07 November 2015 | 08.39

Kemarin tengah malam (06 Nopember), tubuh ini terasa lemas serasa haus, kuberanjakkan saja mendekati pintu kulkas. Terlihat sebongkah durian jawa (sirsak) kujamah buah itu. Terbersit untuk membuat minuman segar dengan memblendernya dan dijadikan jus segar. Setelah pikiran itu datang, kulanjutkan saja dengan melangkah menuju dapur sambil mengambil gula pasir yang ada di toko kecilku. Kuracik dan ku kupas satu persatu dan perhelai kulitnya, kubagi dua, barangkali besok masih ingin membuat jus sirsak yang segar ini. Kupilih satu demi satu biji sirsak itu dan kubuang, hanya kuambil daging putihnya saja. Ku kumpulkan daging itu dalam selembar piring plastik.

Malam masih menemaniku saat itu, kumasukkan daging sirsak yang sudah bersih tadi dan sudah hilang bijinya, kumasukkan dalam mesin blender, yang sebelumnya kuisikan air masak (dingin). Aku pencet tombol power pada mesin blender, dan kulihat mesin itu memutar-mutarkan sebongkah daging sirsak yang kumasukkan tadi, kujedakan mesin itu untuk memasukkan gula pasir yang kuambil tadi di toko, dari ukuran 1/4 kg, aku hanya memasukkan 1/3 nya saja, kusimpan dalam lemari gantung kaca di depanku.

Setelah jadi segelas (mesin blender) jus sirsak yang segar, kutaruh gelas itu di meja tamu. Saya pandang-pandangi gelas blender itu, kulihat lihat,,, terbersit di pikiran saya, "bagaimana kalau saya bungkus saja jus ini dan kujajakan di sekolah istri saya", sempat ide itu keluar tak sengaja dari pikiran saya.

Langsung saja kuambil plastik untuk membuat es balok dari toko kecilku, ku potong jadi dua, potongan yang bawah aku ambil, dan kubuang potongan yang atas, langsung aku tuangkan saja jus itu satu persatu ke dalam potongan plastik tadi, tidak sempat pula untuk mengukur berapa mili isi dari masing-masing plastik. Dengan ukuran yang tidak dikira2, akhirnya jadi juga sembilan bungkus plastik kecil jus sirsak.

Tak sampai disitu, saya lalu menuju ke kulkas untuk menaruh bungkusan jus sirsak tadi, dan saya tata dengan rapi di freezer, tak sengaja melihat irisan-irisan mangga yang tak habis dimakan hari kemarin, memang saya sengaja simpan di kulkas untuk dimakan esoknya. Dan kalau tidak salah mangga itu juga diberi dari hasil panen pohon yang ada di tempat kerja saya. Kubuat saja mangga itu jadi jus mangga dan jadi lima bungkus. 

Tak lama istri sempat mendengar kalau malam itu saya menyalakan mesin blender, dan mungkin sangat mengganggunya dan mengganggu juga tidur nyenyak dari ketiga anak saya. Setelah istri saya mengmapiiri saya, saya langsung bilang kepadanya, "Mi,,, ini besok dibawah yang ke sekolah,,, barangkali anak-anak suka",,, Istri sempat menjawab, "Iya Bi, bisa,,, sebenera sudah ada yang jualan jus si, tapi itu nggak dingin, dan penjualnya juga tukang entek (penjual keliling). 

Esok paginya, istri menyiapkan toples besar, dan kumasukkan jus-jus yang sudah dingin lagi segar itu dari freezer ke dalam toples tadi. Sebanyak empat belas bungkus jus mangga dan sirsak sudah saya packing. Menjelang keberangkatan istri saya, saya sempatkan untuk membuat label yang saya tempelkan ke toples itu.

Hari itu berlalu begitu cepat dan sampai siang saya tidak sabar menunggu hasil jualan pertama saya yang saya titipkan di tempat kerja istri saya. Sonta juga saya kaget kalo jus jualan saya ludes terbeli oleh anak-anak dan juga wali murid yang saat itu memang menjelang istirahat pertama jus sudah habis. Anak saya juga sempat bercerita bahwa sebelum berangkat dia mau mengambil satu bungkus jus dalam toples itu, tapi istri saya melarangnya, karena jus itu masih beku dan dingin, disuruhlah anak saya itu untuk menunggu istirahat, agar es jus itu mencair. Eh malah giliran mau mengambil, nggak dapat bagian, karena jus semuanya udah laku terjual.

Dari pengalalam pagi itu, saya berpikir bahwa, "kayaknya peluang ini cukup besar bagi saya untuk menghasilkan tambahan dari pekerjaaan saya dan istri saya". Dan mulai saat itu juga saya berniat untuk menekuninya. Dan malam ini saya sengaja membuat label baru, agar semua orang di tempat saya tahu, kalau saya saat ini sudah memulai berjualan jus buah. Semoga dengan awal yang baik dan niatan yang baik ini akan membawa keberkahan dan rejeki yang melimpah bagi istri dan anak-anak saya.
Melihat label baru yang saya buat di atas, semoga anak-anak dan juga orang dewasa bisa menikmatinya. Sengaja juga saya berusaha agar usaha ini dapat berjalan dengan baik, saya buat dengan apa adanya, kebersihan bahan dan alat sangat saya jaga. Demi kebaikan hasil dan juga kepuasan konsumen.

Terima kasih yang Allah yang telah memberikan petunjuk bagi hamba_Mu ini, semoga peluang ini memberikan yang terbaik baik saya dan juga keluarga saya. Semoga selalu dalam kebaikand an perlindungan_Mu yang Rabb. Amin


Share this article :

0 comments:

 
Published by Joko Endutz