Tanggung jawab harus diajarkan sejak dini

Mendengar kata "tanggung jawab" serasa mendapatkan hal yang sangat besar, padahal tidak hanya itu, tanggung jawab ini sebenarnya ada tingkatannya dan saya sara semua orang tidak terkecuali pasti memilikinya. Bisa saja tanggung jawab ini dikatakan sebagai beban, titipan, amanah, dls. Tapi tinggal dari sudut pandang mana kita melihatnya.

Mengajarkan hal tanggung jawab sudah seharusnya sejak dini, misalkan kita mengajarkan rasa tanggung jawab kepada anak-anak kita, dari mulai bermain, mereka diberikan tanggung jawab berupa "setelah bermain mainan harus diletakkan pada tempat semula", atau "lipatlah selimut setelah bangun tidur", "matikan lampu kamar jika sudah bangun", dan lainnya. Itu adalah salah satu hal untuk mengajarkan rasa tanggung jawa sejak dini.

Seiring dengan waktu dan perkembangan, rasa tanggung jawab ini serasa memudar. Mereka seakan tidak mau tahu, seenaknya, terhadap apa yang mereka dapatkan sebagai salah satu tanggung jawab. Salah satu contoh, anak-anak yang sudah mulai menginjak usia dewasa baik dari sekolah dasar, menengah, kadang mereka akan meninggalkan tanggung jawab yang sudsah dibebankan kepadanya. Baik itu semisal membuang sampah tidak pada tempatnya, tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah, berpakaian tidak sesuai dengan hari yang telah ditentukan, meletakkan buku pelajaran di laci meja, dan lain sebaginya. Sedangkan beberapa sampel terkait rasa tanggung jawab untuk kalangan pekerja juga sama saja, sekarang sudah banyak yang tidak perduli. Seperti contohnya, tidak mengerjakan tugas yang diberikan atasan, berangkat kerja sering telat (bisa dikaitkan dengan kedisiplinan), berpakaian tidak sesuai hari yang telah ditentukan, perkejaan melebih dateline yang telah ditentukan, dan lainnya.

Dengan penanaman jiwa dan rasa tanggung jawab yang tinggi sejak dini diharapkan mampu membentuk karakter yang baik dan melekat pada jiwa dan sanubari seseorang agar selalu melaksakan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya.